Dalam 24 jam terakhir, dunia teknologi dan AI mengalami perkembangan yang signifikan—mulai dari stabilitas sistem operasi, perluasan kendaraan otonom, hingga perselisihan hukum lintas negara. Kerusakan besar pada Windows 11, ekspansi Robotaxi Tesla, serta konfrontasi Apple dengan otoritas India menunjukkan bagaimana inovasi dan regulasi saling bertabrakan di era AI.

Komentar: Kerusakan besar yang terjadi di Windows 11 versi 24H2 dan 25H2 kembali menyoroti masalah kualitas struktural dalam pengelolaan OS Microsoft. Di saat perusahaan semakin agresif menambahkan fitur-fitur AI—terutama integrasi Copilot dan layanan latar belakang—stabilitas sistem justru menjadi titik paling rapuh.
Peluncuran GPT-5.1 dan fitur Labs ke Windows 11 menunjukkan ambisi Microsoft untuk menjadikan AI sebagai inti pengalaman OS. Namun pertanyaannya tetap sama: apakah ini kebutuhan pengguna, atau sekadar dorongan sepihak dari Microsoft?
Apa pun strateginya, AI tidak boleh hadir dengan mengorbankan keandalan sistem operasi.
Komentar: Kenaikan dari 30 ke 60 unit terlihat kecil, tetapi sinyal yang dilepaskan sangat penting: Tesla bergerak dari “demo teknis berskala kecil” menuju “validasi operasional yang nyata.”
Meskipun armada Tesla masih jauh lebih kecil dibanding Waymo atau Cruise, langkah ini menandai fase baru dalam kematangan teknologi, negosiasi regulasi, dan percepatan komersialisasi.
Namun, transparansi terkait keselamatan FSD serta komunikasi berkelanjutan dengan regulator tetap menjadi hambatan terbesar bagi Tesla di Amerika Utara.
Komentar: Perubahan India dari basis denda “pendapatan lokal” menjadi “pendapatan global” merupakan langkah besar yang sangat berdampak bagi perusahaan teknologi multinasional.
Amandemen baru memberi wewenang kepada Competition Commission of India (CCI) untuk mengenakan denda hingga 10% dari total pendapatan global perusahaan jika ditemukan penyalahgunaan posisi dominan.
Artinya keuntungan global dapat dipakai untuk menanggung hukuman dari perilaku pasar lokal, sebuah prinsip yang menurut Apple melanggar asas proporsionalitas dan norma yurisdiksi internasional.
Apple bukan menolak investigasi, melainkan mempertanyakan logika hukum dari model penalti tersebut.
Jika standar ini diterapkan ke semua perusahaan asing, berapa banyak raksasa teknologi yang masih ingin beroperasi di India? Menurut Anda, apakah kebijakan ini adil?
(Tautan telah disesuaikan untuk versi bahasa Indonesia)
Krisis stabilitas Windows, dorongan AI Microsoft, kacamata AI Alibaba, strategi cache Intel, dan kemajuan Tesla di Eropa
Baca laporan lengkap 28 November
Qwen memenangkan Best Paper di NeurIPS, alat Google alami krisis keamanan, konflik talenta Intel–TSMC meningkat
Baca laporan lengkap 27 November
Perkembangan hari ini menunjukkan bagaimana AI, stabilitas sistem, kendaraan otonom, dan regulasi global semakin saling terkait. Perusahaan teknologi bergerak cepat, tetapi garis batas antara inovasi, kepercayaan, dan kebijakan semakin sulit dipisahkan.
Tetap ikuti pembaruan harian dari IAISeek untuk memahami dinamika AI global secara lebih dalam.