Dalam 24 jam terakhir, lanskap kecerdasan buatan (AI) menyaksikan terobosan besar, mulai dari teknologi jaringan generasi baru hingga kemitraan cloud bernilai miliaran dolar. Dari peluncuran Spectrum-XGS Ethernet oleh NVIDIA hingga kesepakatan mengejutkan Meta dengan Google Cloud, industri ini bergerak menuju infrastruktur AI berskala triliun.

NVIDIA mengumumkan peluncuran Spectrum-XGS Ethernet, teknologi yang dirancang untuk menghubungkan beberapa pusat data independen dan membangun “pabrik AI super” berskala triliun. Teknologi ini menghadirkan arsitektur perluasan lintas-domain yang mengatasi masalah latensi tinggi dan kinerja yang tidak konsisten pada jaringan Ethernet tradisional. CEO Jensen Huang menegaskan bahwa “Revolusi Industri AI” membutuhkan kemampuan komputasi masif, dan Spectrum-XGS menjadi kunci untuk menghubungkan pusat data di kota, negara, bahkan benua yang berbeda menjadi satu jaringan komputasi AI terpadu.
CoreWeave, penyedia layanan cloud terkemuka, telah menjadi salah satu pengguna awal Spectrum-XGS Ethernet.
Komentar: Spectrum-XGS memecahkan tantangan jaringan Ethernet tradisional pada konektivitas jarak jauh dengan mengurangi latensi, jitter, dan ketidakpastian kinerja. Melalui kontrol kemacetan adaptif, manajemen keterlambatan yang presisi, dan telemetri ujung ke ujung, teknologi ini memberikan peningkatan kepadatan bandwidth hingga 1,6x dan peningkatan kinerja hingga 1,9x.
Berbeda dengan InfiniBand, Spectrum-XGS berbasis pada standar Ethernet terbuka (mendukung SONiC), yang berarti biaya lebih rendah dan kompatibilitas lebih baik untuk beban kerja hyperscale. Dengan melengkapi strategi scale-up dan scale-out, teknologi ini memperkenalkan “perluasan lintas-domain” sebagai pilar ketiga, memungkinkan pelatihan dan inferensi AI pada skala global.
Integrasi fotonik silikon dengan sakelar Spectrum-X dan Quantum-X juga membantu mengurangi konsumsi daya dan kebutuhan pendinginan, mendukung infrastruktur yang lebih berkelanjutan. Namun, penerapan Spectrum-XGS pada lingkungan lintas regional dan lintas benua mungkin menghadapi tantangan optimalisasi latensi dan kompatibilitas jaringan. Meskipun perusahaan hyperscale dapat segera memanfaatkannya, perusahaan menengah dan kecil kemungkinan akan kesulitan menanggung biaya awal yang tinggi. Selain itu, persaingan dari AMD, Intel, dan Cisco bisa memicu inovasi baru di pasar jaringan AI.
Laporan terbaru mengonfirmasi bahwa Meta telah menandatangani perjanjian komputasi cloud selama enam tahun senilai $10 miliar dengan Google. Dalam kesepakatan ini, Meta akan mendapatkan akses ke infrastruktur komputasi Google Cloud, penyimpanan data, layanan jaringan, serta alat AI canggih seperti akselerator TPU dan Vertex AI.
Sebelumnya, Meta mengandalkan Amazon Web Services (AWS) dan Microsoft Azure untuk memenuhi kebutuhan cloud-nya. Meskipun kesepakatan ini tidak menggantikan kerja sama tersebut, langkah ini menyoroti meningkatnya kebutuhan Meta terhadap infrastruktur AI berskala besar.
Komentar: Kolaborasi ini menarik karena Meta dan Google adalah pesaing ketat di pasar periklanan digital. Langkah Meta beralih ke Google Cloud menegaskan meningkatnya permintaan Meta terhadap kapasitas komputasi berbasis AI. Dengan memanfaatkan infrastruktur dan alat Google, Meta dapat mempercepat pengembangan AI generatif dan mengoptimalkan kinerja dalam skala besar.
Kesepakatan ini menunjukkan bahwa Meta bersedia mengesampingkan persaingan demi mencapai ambisi AI-nya. Langkah ini juga menandai titik balik besar di mana para raksasa teknologi mulai berkolaborasi ketika tuntutan infrastruktur AI melebihi kapasitas internal mereka.
Untuk pembaruan AI terbaru, analisis bisnis, dan tren teknologi, kunjungi: https://iaiseek.com