Dalam 24 jam terakhir, dua perkembangan besar mengguncang dunia teknologi dan bisnis global: ketidakpastian terkait kebijakan visa H-1B di AS menimbulkan kecemasan bagi pekerja terampil maupun perusahaan, sementara para penjual Amazon menghadapi penurunan penjualan yang tajam serta meningkatnya persaingan. Bersama-sama, peristiwa ini menyoroti tantangan globalisasi dan dinamika persaingan yang berubah di industri teknologi.
Microsoft, Alphabet (induk Google), Amazon, dan raksasa teknologi lainnya memperingatkan pemegang visa H-1B untuk menghindari perjalanan internasional, menyusul usulan pemerintahan Trump untuk mengenakan biaya aplikasi sebesar 100.000 dolar AS. Meskipun aturan baru ini saat ini hanya berlaku untuk aplikasi baru, ketidakpastian telah memicu kebingungan, mendorong perusahaan dan pengacara imigrasi untuk menyarankan kehati-hatian.
Komentar: Visa H-1B adalah visa kerja sementara di AS bagi para profesional berketerampilan tinggi seperti insinyur dan pengembang, dengan batas tahunan 85.000 kuota. Mayoritas penerima berasal dari India (71%) dan Tiongkok (11,7%). Perkembangan ini menunjukkan bagaimana kebijakan imigrasi AS yang tidak menentu dapat langsung memengaruhi strategi talenta dan kepercayaan karyawan di sektor teknologi. Biaya aplikasi sebesar 100.000 dolar AS akan menjadi beban tambahan besar bagi perusahaan, dan jika diperluas untuk semua aplikasi, hal ini akan secara signifikan meningkatkan hambatan perekrutan—terutama bagi startup serta perusahaan teknologi kecil hingga menengah.
Sejak awal September, para penjual Amazon melaporkan penurunan penjualan yang tajam. Lalu lintas menurun sekitar 60%, dengan penjualan tahunan merosot 30–70%. Banyak yang mengaitkan penurunan ini dengan ketidakpastian ekonomi dan penghentian iklan Google Shopping oleh Amazon, sementara pesaing seperti Temu berhasil merebut keuntungan trafik.
Komentar: Penjual kecil adalah pihak yang paling terpukul, menghadapi kelebihan stok dan meningkatnya biaya penyimpanan. Pada bulan Juli, Amazon secara global menghentikan Google Shopping Ads, dan meskipun beberapa pasar Eropa melanjutkan kampanye pada 23 Agustus, AS masih tetap dihentikan. Hal ini menyebabkan penurunan drastis trafik eksternal bagi penjual pihak ketiga. Sementara itu, Temu mencapai lebih dari 120 juta pengguna aktif bulanan di AS pada September ini, dengan strategi harga murah yang agresif memotong segmen “impulse buy” Amazon. Shein juga turut menggerogoti pangsa pasar Amazon. Amazon berusaha menjaga lalu lintas tetap terkunci dalam ekosistemnya, tetapi penjual pihak ketiga yang harus membayar harga paling mahal. Langkah apa yang akan diambil Amazon selanjutnya patut ditunggu.
Untuk lebih banyak tren AI terkini, wawasan bisnis, dan perkembangan teknologi, kunjungi iaiseek.com.
Ingin tahu apa lagi yang terjadi di dunia AI dalam 72 jam terakhir? Baca di sini: