TikTok, dengan lebih dari 150 juta pengguna aktif bulanan di Amerika Serikat dan miliaran dolar pendapatan iklan setiap bulan, kini dihargai hanya 14 miliar dolar dalam pembicaraan akuisisi terbaru. Angka ini jauh di bawah kisaran 50–100 miliar dolar yang diperkirakan analis, dan bahkan kurang dari sepersepuluh pendapatan tahunannya. Mengapa salah satu platform berbasis AI terbesar di dunia dihargai begitu rendah? Apakah model bisnisnya melemah, atau risiko politik yang kini membentuk logika valuasi?
Peserta: Oracle, Silver Lake, dan dana MGX dari Abu Dhabi
Struktur: Konsorsium diperkirakan akan memperoleh 45–50% kepemilikan dan kursi dewan
Kesenjangan ekspektasi:
Estimasi analis: 50–80 miliar dolar untuk bisnis TikTok di AS
Harga negosiasi: 14 miliar dolar, diskon lebih dari 70%
Perbandingan:
YouTube diakuisisi Google seharga 1,65 miliar dolar pada tahun 2006, dengan basis pengguna hanya sepersepuluh dari TikTok di AS saat ini. Saat ini pendapatan iklan YouTube melebihi 30 miliar dolar per tahun, dengan valuasi di kisaran 200–300 miliar dolar.
Pendapatan TikTok di AS pada tahun 2025 diproyeksikan mencapai 15 miliar dolar. Dengan menggunakan rasio P/S (Price to Sales) khas perusahaan internet sebesar 5–7x, valuasi bisnis TikTok di AS seharusnya berada di kisaran 75–105 miliar dolar.
Dengan valuasi 14 miliar dolar, ini pada dasarnya adalah harga obral.
Kongres AS berulang kali mengangkat kekhawatiran tentang keamanan data dan implikasi keamanan nasional TikTok. Rancangan undang-undang “larangan TikTok” telah maju beberapa kali, termasuk persyaratan bagi ByteDance untuk melepaskan operasinya di AS. Bagi investor, ini menciptakan risiko kerugian total yang konstan, sehingga diskon tajam dianggap wajar.
Nilai inti TikTok terletak pada algoritme rekomendasi, yang tetap menjadi aset eksklusif ByteDance. Kesepakatan ini tidak melibatkan transfer penuh atas IP tersebut, sehingga pembeli di AS tidak akan mendapatkan akses ke “jiwa” platform. Tanpa algoritme, TikTok hanyalah sebuah cangkang.
Grup pembeli terdiri dari investor finansial (dana PE) dan perusahaan infrastruktur (Oracle), bukan pengakuisisi strategis seperti Google atau Meta yang mungkin bersedia membayar premi untuk sinergi. Model valuasi mereka lebih mengandalkan arus kas terdiskonto dibandingkan nilai strategis, sehingga harga penawaran lebih rendah.
Basis Pengguna
Lebih dari 150 juta orang Amerika menggunakan TikTok setiap bulan, hampir setengah dari populasi AS. Penetrasi di kalangan Gen Z melampaui Instagram.
Pendapatan Iklan
Pendapatan iklan pada 2025 diproyeksikan mencapai 15 miliar dolar. Sebagai perbandingan, pendapatan iklan YouTube di AS sekitar 18 miliar dolar, namun valuasinya berkali lipat lebih tinggi.
Mesin Rekomendasi Berbasis AI
TikTok adalah platform distribusi konten berbasis AI paling sukses di dunia. Waktu rata-rata yang dihabiskan pengguna melebihi 90 menit per hari, jauh lebih tinggi dibanding YouTube (70 menit) atau Instagram Reels (40 menit). Model “rekomendasi berbasis minat” telah menjadi tolok ukur industri.
Dari perspektif bisnis maupun teknologi, nilai TikTok tidak menyusut—justru terus meningkat.
Kekhawatiran keamanan data: Ketidakpercayaan AS terhadap platform yang terhubung dengan Tiongkok menimbulkan “pajak risiko politik.”
Kehati-hatian investor: Pembeli menuntut margin keamanan yang luas mengingat ancaman larangan atau pemaksaan divestasi.
Jalur kapital terbatas: Potensi monetisasi TikTok dibatasi oleh tekanan geopolitik, meskipun platformnya tidak dapat dengan mudah ditiru.
Ini ibarat sebuah rumah mewah senilai 10 juta dolar dihargai hanya 2 juta dolar karena berdiri di atas tanah sengketa.
Diskon tajam pada valuasi TikTok di AS bukanlah tanda bahwa nilai platform AI sedang merosot. Hal ini mencerminkan bagaimana geopolitik dapat mengesampingkan fundamental dalam pasar modal.
Bagi investor, ini bisa berarti 14 miliar dolar untuk membeli aset senilai 100 miliar dolar, atau 14 miliar dolar untuk membeli masalah regulasi.
Bagi industri platform AI, ini menegaskan bahwa teknologi dan basis pengguna tidak dapat sepenuhnya melindungi dari risiko politik. Setiap raksasa AI lintas negara kini harus memperhitungkan premi atau diskon geopolitik.
Bagi pasar AS, bahkan jika TikTok “diakuisisi” dengan harga murah, algoritme dan keunggulan berbasis data akan tetap sulit ditiru, menjadikannya kemungkinan salah harga bersejarah.
Perdebatan valuasi TikTok adalah contoh klasik komersialisasi platform AI yang berbenturan dengan risiko geopolitik. Untuk analisis lebih mendalam tentang model bisnis AI, aliran modal, dan tantangan kebijakan, kunjungi iaiseek.com/id.