China adalah pabrik OEM utama untuk ponsel Apple.
Kebijakan tarif terbaru Trump berdampak langsung pada Asia, tempat rantai pasokan global utama Apple berada, khususnya memengaruhi kemampuannya untuk mengalokasikan kapasitas produksi yang bergantung pada pabrik-pabrik Cina. Amerika Serikat berencana untuk mengenakan tarif timbal balik tambahan sebesar 34% pada impor China. Jika tarif pajak yang ada ditambahkan, tarif pajak keseluruhan akan naik menjadi 54%.
Akibatnya, jika konsumen di Amerika Serikat ingin membeli iPhone, harganya tentu akan lebih tinggi. Dan iPhone tentu saja sangat dipengaruhi olehnya. Jika perusahaan induk Apple membebankan biaya kepada konsumen, harga setiap perangkat Apple akan meningkat sedikitnya 30%, dan ada kemungkinan kenaikannya bisa mencapai 40% atau bahkan lebih tinggi.
Mengambil contoh iPhone 16 yang diluncurkan di Amerika Serikat, versi standar iPhone ini memiliki harga eceran kurang dari US$800. Jika Apple mengikuti kebijakan tarif terbaru, harga jualnya pasti akan meningkat. Harga iPhone ini sendiri akan meningkat sebesar 40%, atau bahkan 43%, dan harga jualnya akan melebihi US$1.140.
Terlebih lagi, ini hanyalah model standar iPhone 16. Model Plus iPhone 16, iPhone 16 Pro, dan iPhone 16 Pro Max tentu saja lebih mahal.
Ini sungguh merupakan dampak negatif yang besar bagi Apple. Pada tanggal 3 April 2025, harga saham Apple turun 9,25%, dengan omzet US$20,925 miliar. Reaksi pasar seperti itu sungguh mengejutkan.
Jadi, selain rantai pasokan China, apakah Apple punya alternatif yang lebih baik? Roma tidak dibangun dalam sehari, apalagi untuk raksasa internasional seperti Apple, menciptakan rantai pasokan yang optimal bukanlah tugas yang mudah.
Meskipun ada faktor-faktor seperti geopolitik, risiko dan biaya rantai pasokan, Apple telah secara bertahap mempromosikan diversifikasi rantai pasokannya dan mentransfer sebagian kapasitas produksinya ke negara lain seperti India dan Vietnam, tetapi untuk saat ini, China tetap menjadi inti.
Bahkan tanpa memperhitungkan China, Trump akan mengenakan tarif sebesar 26% terhadap impor dari India dan tarif sebesar 46% terhadap impor dari Vietnam. Ini juga merupakan pukulan telak bagi rantai pasokan Apple di luar China.
Khususnya di Tiongkok, terdapat banyak sekali perusahaan yang memasok berbagai suku cadang kepada Apple, meliputi layar, baterai, komponen akustik, konektor, papan sirkuit, perakitan, dan sebagainya. Dengan cara ini, produsen Tiongkok biasanya memiliki kemampuan produksi berskala besar, teknologi yang matang, dan fasilitas pendukung rantai industri yang relatif lengkap.
Kita harus menyebutkan beberapa perusahaan yang merakit untuk Apple di sini: Foxconn Technology Group, Pegatron Corporation, dan Luxshare Precision Industry Co., Ltd. Perusahaan-perusahaan China ini akan sangat terpengaruh oleh tarif ini.
Apa yang akan Apple lakukan selanjutnya? Bagi raksasa internasional, rantai pasokan adalah kunci keberhasilan dan kegagalan.
Artikel asli, tidak diperbolehkan mereproduksi. Untuk artikel bagus lainnya tentang AI, silakan kunjungi: https://iaiseek.com/news