Perlombaan AI global terus meningkat — tetapi kali ini, fokusnya bukan hanya pada algoritma. Ini tentang kekuatan komputasi, modal, dan kendali. Dari strategi multi-cloud Anthropic hingga kebocoran finansial Microsoft dan dominasi Nvidia yang tetap kokoh, perkembangan hari ini menyoroti bagaimana strategi kini menjadi medan pertempuran utama dalam dunia AI.

Amazon mengumumkan bahwa proyek pusat data berskala besar miliknya telah selesai, dan Anthropic berencana untuk menerapkan 1 juta chip AI kustom buatan Amazon pada akhir 2025.
Minggu lalu, Anthropic juga mengonfirmasi akan menggunakan 1 juta chip TPU dari Google. Baik Amazon maupun Google adalah pemegang saham besar di Anthropic.
Komentar:
Strategi “multi-cloud + multi-chip” Anthropic adalah langkah yang sangat cerdas — mereka berhasil menyenangkan kedua investor sekaligus menghindari ketergantungan pada satu pemasok saja.
Dengan mengamankan kontrak komputasi besar dari AWS dan Google Cloud, Anthropic tidak hanya memperkuat hubungan investor, tetapi juga mendapatkan daya tawar untuk harga dan keandalan yang lebih baik.
Jika model Anthropic dapat berlatih dan berjalan secara lancar di AWS maupun Google Cloud, hal ini dapat membuka era baru infrastruktur AI yang lebih terdesentralisasi.
Laporan keuangan terbaru Microsoft tanpa sengaja mengungkapkan bahwa OpenAI mengalami kerugian besar sekitar $11,5 miliar dalam satu kuartal.
Menurut laporan tersebut, investasi ekuitas Microsoft mengurangi laba bersihnya sebesar $3,1 miliar. Dengan kepemilikan saham Microsoft sekitar 27% di OpenAI, ini berarti total kerugian OpenAI sekitar $11,48 miliar.
Komentar:
Angka ini menunjukkan bahwa OpenAI masih berada dalam fase “hiper-investasi”. Kerugian tersebut kemungkinan disebabkan oleh biaya komputasi yang sangat besar, ekspansi tenaga kerja, dan pengembangan ekosistem.
Namun, ini juga menegaskan ambisi jangka panjang OpenAI — melalui proyek pusat data “Stargate” bersama Oracle, mereka jelas sedang membangun fondasi untuk kemandirian infrastruktur AI.
Di era AI ini, profitabilitas bukanlah tujuan utama — kemampuan adalah segalanya. Pertanyaannya sekarang, siapa yang akan menemukan model ekonomi AI yang benar-benar berkelanjutan?
CEO Nvidia Jensen Huang telah menyelesaikan rencana penjualan sahamnya untuk tahun 2025, menghasilkan lebih dari $1 miliar.
Rencana ini dimulai pada bulan Maret dan mulai dieksekusi pada bulan Juni. Meskipun terjadi penjualan besar-besaran, harga saham Nvidia tidak turun — justru terus naik, melampaui $200 per saham pada 1 November.
Komentar:
Langkah “jual tapi tetap naik” Huang kini menjadi fenomena pasar. Investor tampak tidak terpengaruh, menandakan kepercayaan mereka terhadap prospek jangka panjang Nvidia.
Nvidia kini bukan hanya perusahaan semikonduktor — melainkan telah menjadi bank sentral komputasi AI.
Selama permintaan AI terus meningkat, dominasi Nvidia di GPU dan arsitektur pusat data akan tetap tak tergoyahkan.
Dari strategi chip diplomatik Anthropic hingga kerugian besar OpenAI dan kendali stabil Nvidia atas lapisan perangkat keras, lanskap AI kini beralih dari ekspansi kacau menuju kompetisi yang lebih terstruktur.
Setiap pemain besar kini membentuk perannya — Anthropic mengejar otonomi komputasi, OpenAI membangun benteng infrastrukturnya, dan Nvidia memperkuat kekaisarannya.
Pertanyaan besar berikutnya bagi industri ini:
Siapa yang akan memecahkan kode profitabilitas AI yang berkelanjutan?
Untuk berita AI terbaru, wawasan bisnis, dan tren teknologi, kunjungi:
https://iaiseek.com/id
Baca pembaruan AI selama 72 jam terakhir di sini:
31 Oktober 2025 · Ringkasan AI 24 Jam: Pertumbuhan Stabil Apple, Kebangkitan Cloud Amazon, dan Proyek Pusat Data 1-Gigawatt OpenAI
30 Oktober 2025 · Ringkasan AI 24 Jam: Meta, Alphabet, dan Microsoft Memimpin dalam Laporan Pendapatan AI